Secara sederhana pluralisme dapat diartikan sebagai paham
yang mentoleransi adanya keragaman pemikiran, peradaban, agama, dan budaya.
Bukan hanya menoleransi adanya keragaman pemahaman tersebut, tetapi bahkan
mengakui kebenaran masing-masing pemahaman, setidaknya menurut logika para
pengikutnya.
Pluralisme agama (religious
pluralism)
merupakan salah satu ide yang diusung
oleh orang-orang yang berpemahaman liberal. Trend
pemikiran yang dibangun diatas dasar kebebasan berkeyakinan ini telah melabrak
salah satu pilar terpenting dalam kehidupan beragama; yaitu tentang klaim
kebenaran (truth claim) pada setiap agama yang diyakini pemeluknya.
Paham ini muncul akibat reaksi dari tumbuhnya klaim kebenaran
oleh masing-masing kelompok terhadap pemikirannya sendiri. Persoalan klaim
kebenaran inilah yang dianggap sebagai pemicu lahirnya radikalisasi agama,
perang dan penindasan atas nama agama. Konflik horisantal antar pemeluk agama
hanya akan selesai jika masing-masing agama tidak menganggap bahwa ajaran agama
meraka yang paling benar. Itulah tujuan akhir dari gerakan pluralisme ; untuk
menghilangkan keyakinan akan klaim kebenaran agama dan paham yang dianut,
sedangkan yang lain salah.
Dalam mengajarkan gagasan ini mereka sering mengumpamakan
agama dengan tiga orang buta yang menjelaskan tentang bentuk gajah. Ketiga
orang buta itu diminta untuk memegang gajah, ada yang memegang telinganya, ada
yang memegang kakinya, dan ada yang memegang belalainya. Setelah mereka semua
memegang gajah, lalu mereka bercerita satu sama lain; yang memegang belalai
mengatakan bahwa gajah itu seperti pipa, yang memegang telinganya berkata bahwa
gajah seperti kipas yang lebar dan kaku. Yang memegang kaki mengatakan bahwa
gajah seperti pohon besar yang kokoh.
Pluralisme jelas bertolak belakang dengan Islam karena Allah
telah menyatakan dalam Al Qur’an bahwa:
1. Islam satu-satunya agama
yang benar
Firman Allah SWT, yang artinya :
“Barangsiapa
mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran [3]: 85)
2.
Al Qur’an
satu-satunya kitab yang wajib diikuti
Allah SWT berfirman
yang artinya :
“Dan
Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa
yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu
ujian(yang menguji kebenaran) terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka
putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang
kepadamu.” (QS. Al Maidah [5]: 48)
3.
Muhammad SAW
satu-satunya Nabi yang wajib diteladani
Rasulullah SAW
bersabda, yang artinya :
“Demi
Yang jiwaku di Tangan-Nya, tidak seorangpun dari umat manusia yang mendengarku;
Yahudi maupun Nasrani, kemudian mati dan tidak beriman dengan ajaran yang aku
bawa melainkan dia adalah penghuni neraka.” (HR Muslim)
Demikianlah, Islam sama sekali tidak mengakui kebenaran ide
pluralisme. Islam hanya mengakui adanya pluralitas agama dan keyakinan.
Maknanya Islam hanya mengakui adanya agama dan keyakinan di luar agama islam,
serta mengakui adanya identitas agama-agama selain Islam. Islam tidak memaksa
pemeluk agama lain untuk masuk Islam. Mereka dibiarkan memeluk keyakinan dan
agama mereka. Hanya saja, pengakuan Islam terhadap pluralitas agama tidak boleh
dipahami bahwa Islam juga mengakui adanya kebenaran pada agama selain Islam.
Islam tetap mengajarkan bahwa agama di luar Islam adalah kesesatan, meskipun
diijinkan hidup berdampingan dengan Islam.
0 komentar:
Posting Komentar